15 Agustus 2022

Inilah Pernyataan tentang Hidup Bahagia

Inilah Pernyataan tentang Hidup Bahagia. Kebahagiaan ialah satu alternatif. Kita sendirilah yang tentukan buat hidup berbahagia atau menanggung derita. Buat hidup damai sejahtera atau hidup dalam genangan duka nestapa. Buat hidup penuh sukur atau meratap-menggerutu.

Buat hidup tiada beban atau hidup dilanda malang. Di Kabar 123 ditulis Beberapa orang menunjuk hidup menanggung derita. Hari anyar, yang selayaknya jadi awalan hidup baru, tetap terkuasai kerusuhan pikiran-perasaan. Tetap memiara kemurkaan-kekecewaan-kegagalan yang terjadi ‘hari-hari sebelumnya’.

Tetap terkuasai keadaan dan situasi zaman waktu lalu. Tetap tidak dapat meniadakan keputusasaan-kegagalan. Orang yang memutuskan menanggung derita merupakan beberapa orang tidak berhasil, beberapa orang tinggi hati, beberapa orang mempunyai masalah. Beberapa orang yang menunjuk menanggung derita yakni beberapa orang yang tak memutuskan sikap moral 4 B: berbeda-bertumbuh-berkembang-berbuah.

Beberapa orang yang memandang serta merasa apa pun-siapa lantas selalu tetap-kekal-abadi. Itu pemicunya, beberapa orang sejenis lagi ‘bunuh diri perlahan-lahan’. Dalam korelasi dan hubungan beberapa orang yang menunjuk menanggung derita selalu memberikan stigma, memberikan cap, memberinya merk.

Baik di seorang, populasi, tempat, fakta, ataupun peristiwa. Karena itu, selalu berburuk sangka-curiga-picik-licik. Sekali orang melakukan perbuatan salah, untuk beberapa orang yang memutuskan hidup menderita, selama-lamanya dikira salah. Sekali orang menentang-melawan-menentang, selama-lamanya dikasih label-cap-stigma pembuat onar.

Beberapa orang yang memutuskan menanggung derita, dari waktu ke waktu, selalu berperilaku palsu, basa-basi, culas, penjilat, otoriter, dan sadis. Mereka membikin ‘benteng kebenaran subyektif’ yang jadi senjata tiap untuk hadapi seorang, komune, tempat, kenyataan, atau petunjuk.

Beberapa ciri orang yang menunjuk hidup menanggung derita salah satunya: tidak simpel yakin ke orang lain, terus syak wasangka ke orang lain dan skema hidupnya, selalu cemas.

Beberapa hal kecil-bahkan yang remeh-temeh jadi fokus utama, yang bukan soal jadi perkara, berpikir serba instant, pengen menang sendiri, tak menghargakan rekam jejak-dedikasi pihak lain, tingkah-polahnya aneh-aneh.

Hari yang kita lintasi jadikan oleh Tuhan. Diberikan di umat-Nya. Untuk disyukuri sampai jadi hari yang penuh damai, penuh suka-cita, hari yang memuaskan. Hari yang kita sambut tiap-tiap fajar merekah merupakan berkat-kudus-indah memesona yang mestinya membikin damai sejahtera serta kebahagiaan.

Ada pengalaman yang sentuh di saat menyertai ‘penyiar-penyiar muda-belia radio sekolah (dari SD-SMA) mengadakan ‘aksi perduli Merapi’. Di share hari ke-3 , sambil mengalkulasi uang yang diterima tiap barisan, ada siswi SMA yang menangis.

Karenanya dia amat haru di saat seorang ibu muda berhijab kuras habis semua isi dompet ke kardusnya. Helai-lembar uang dari yang memiliki warna merah sampai recehan beralih mendiami kardus sang siswi. Dia haru-kagum di ibu muda berjibab. Seseorang ibu muda berhijab, yang barusan keluar ‘supermarket’ bersama anaknya satu satunya, demikian tulus-ikhlas memberikan.

Jangan sampai kita diamkan tidak untuk berbahagia. Diamkan semuanya dalam irama dan lifestyle mereka. Desahkan saja, “Ya, biarlah!” Lantas, kibaskan debu dan mengambil jarak. Asal, tak boleh membencinya!

Jaga sikap baik. Teruslah berkembang cocok di mana saja, pada siapa saja, serta kapan saja kita ada. Diamkan Tuhan yang bekerja serta berkaya. Tidakkah Sodom-Gomorah atau air bah dan perahu Nuh udah mendidik pada kita bagaimana hidup berbahagia.

 

Inilah Pernyataan tentang Hidup Bahagia.